Kamis, 25 Februari 2010

Pagi yang Menyadarkanku

Pagi menyapa dengan hangatnya sinar mentari seraya membisikkan semangat kepada penghuni negeri. Namun lembutnya singgasana peraduan membuatku ingin tetap berlama-lama di dalam kehangatan ini. Sementara para penghuni negeri tengah bersiap-bersiap untuk menjalani hari dengan penuh semangat. “Akh… masih terlalu pagi pikirku.” dan aku pun kembali terlelap dalam mimpiku.

Mimpiku terjaga saat sayup-sayup terdengar langkah seorang bijaksana yang kuhormati, menghampiri singgasana ku. Dalam diamnya ada harapan yang mendalam tersirat dari balik wajahnya. Harapan yan membuatku merasa bersalah dengan apa yang telah kulakukan selama ini. Tak ada alasan lagi untuk berlama-lama dibalik kelembutan singgasana peraduan ini. Saatnya kini untuk membasuh diri menyambut hari dengan beribu harap.

Sebuah berita gembira hendak ku sampaikan pada kedua orang yang kucintai. Berita yang kuharap dapat sedikit menepis keraguan mereka tentang jalan yang kupilih. Jalan yang dahulu mereka sangsikan, karena aku memilih jalanku sendiri. Kini semua harus ku tanggung sendiri. Namun aku yakin Allah selalu memberikan jalan yang terbaik untuk setiap umatnya yang senantiasa bersyukur dengan apa yang di dapat.

Empat tahun sudah kulalui jalanku sendiri, begitu banyak pengalaman dan hikmah hidup yang kudapat. Namun masih ada yang belum kuperoleh setelah sekian tahun ku mencari. Terkadang muncul rasa penyesalan tatkala ku teringat akan seruan mereka tentang jalan yang mereka tunjukan. Hmm… kini semua telah berlalu, dan waktu terus berlalu. Hanya doa dan penyemangat yang kubutuhkan untuk melalui sisa jalanku ini. Karena ku yakin semuanya akan terasa indah pada waktunya nanti.

Sungguh hati ini menangis tatkala diingatkan saat perjuangan hidup mereka dikala aku masih kecil. Namun sampai saat ini aku masih belum dapat membahagiakan mereka. Kini ku baru sadar bahwa dalam hati mereka berharap semoga aku segera berubah. Tidak perlu drastis, cukup mulai dari yang kecil dan sederhana saja. Ya Allah, ampunilah aku yang lemah dan penuh dosa ini. Ampunilah aku yang sering berbuat salah dan khilaf pada mereka yang telah merawatku. Sungguh besar harapan mereka padaku. Berilah hamba kekuatan untuk dapat kembali menata hati dan pikiran ini agar selalu dalam bimbingan Mu.

Pagi ini Engkau telah membuka wacana pikiranku melalui mereka. Engkau telah tunjukkan arah kemana aku harus mempersiapkan diri dan melangkah menuju babak baru dalam kehidupanku. Segala puji bagi Mu yang masih memberi ku kemudahan untuk mendapatkan ladang pencaharian yang baru, setelah pilihan pahit yang harus kuambil namun disayangkan oleh mereka. Kumohon padaMu untuk memberiku petunjuk dan kemudahan dalam menempuh jalan hidupku yang baru, karena Engkau Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Semoga ini yang terbaik dari Mu dan berilah keberkahan di dalamnya. Amin.


Jakarta, 25 Februari 2010

Tidak ada komentar: